Mencari Pengganti Sang Macan
Sebagai
penempur, F-5E/F Tiger II TNI-AU sudah tak usah disangsikan lagi.
Kiprahnya menjaga langit nusantara selalu menjadi yang terdepan sejak
tahun 1980. Akan tetapi, usia tak bisa bohong. Meski sudah mengalami
upgrade, masa purna tugasnya sudah didepan mata. Dan kini, akan terasa
sangat sulit mencari pengganti yang sepadan.
Beberapa waktu
lalu, Kepala Staf TNI-AU Marsekal Ida Bagus Putu Dunia telah
mengungkapkan rencana penggantian F-5E/F. Namun saat itu KSAU belum
membuka lebih jauh mengenai persayaratan dan spesifikasi teknis yang
diminta TNI-AU. KSAU hanya memberikan isyarat,"harus lebih canggih dari
yang sudah dimiliki". Karena itulah berbagai jenis penempur generasi 4++
lalu seolah berlomba menawarkan diri.
Saab Gripen E/F (photo : SaabGroup)
Dari Informasi
yang ARC dapatkan, setidaknya ada 4 buah penempur canggih yang maju.
Mereka adalah SAAB Gripen E/F, Rafale, Su-35BM, serta F-16 Blok 60. Ke-4
jenis pesawat itu tak usah diragukan lagi kecanggihannya. Semuanya
mampu menjalani multi misi, daya jangkau mumpuni, avionik canggih dan
lain sebagainya.
Lockheed Martin F-16E/F block 60 (photo : thenorthspin)
Lalu bagaimana
soal harga? Informasi yang ARC dapatkan menyebutkan, Su-35BM ditawarkan
dengan kisaran harga 75 juta hingga 85 juta dollar tergantung
spesifikasi. Harga ini bersaing ketat dengan F-16 Blok 60 yang juga
ditawar senilai 85 juta dollar perbuah. Sementara Gripen E/F bisa
didapatkan dengan harga 110 juta dollar. Juara untuk harga, tak lain tak
bukan adalah Rafale dengan penawaran 125 juta dollar. Namun tentu saja
harga-harga diatas hanyalah harga pembukaan. Berapa nilai pastinya nanti
tentu tergantung pula dengan paket yang dibeli. Ssstttt... ada pula
gosip yang menyebutkan, SAAB menawarkan Gripen C/D eks Swedia dengan
jumlah aduhai dan harga sangat miring.
Dassault Rafale (photo : DID)
Namun demikian,
harga bukanlah pertimbangan satu-satunya. Biaya operasional juga
menjadi penilaian. Dan seperti kita ketahui, Su-35BM cukup mahal biaya
operasionalnya, yaitu sekitar 400 juta rupiah/jam. Sementara Gripen E/F
selalu menjual jargon termurah biaya operasional dengan angka 47 juta
rupiah/jam. F-16 blok 60 sendiri biaya operasionalnya 170 juta
rupiah/jam. Akan tetapi, bukan berarti lantas Gripen E/F melenggang
begitu saja. Dari sisi Commonality/ penyederhanaan jenis tentu F-16 blok
60 dan Su-35BM pegang kartu. Terlebih lagi, seri F-16 sudah lama
menjadi favorit pilot tempur TNI-AU.
Su-35BM (photo : Max Briansky)
Dan seperti
biasa, pembelian sistem senjata di Indonesia pastinya mensyaratkan
Transfer Teknologi. Untuk ToT ini, konon Gripen E/F menawarkan lini
perakitan di Indonesia. Sementara F-16 Blok 60 menawarkan Offset seperti
halnya pembelian F-16 A/B terdahulu. Untuk Su-35BM dan Rafale, kami
sendiri belum mendengar bocorannya.
Lalu manakah
yang akan menggantikan sang macan? belum ada keputusan resmi. Semuanya
masih diolah dan dinilai. Akan tetapi semoga saja pemilihannya tidak
berjalan terlampau lama, sehingga para pengabdian Skuadron 14 tidak akan
sempat terputus.
(ARC)
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar